HKBP DISTRIK XIX BEKASI

Saudaraku yang kekasih ! Saya memiliki seorang teman yang memiliki karakter yang cukup unik sekaligus aneh menurut pandangan saya. Kalau dia cerita, maka yang selalu diceritakannya adalah pertemuan danpembicaraannya dengan gubernur dan para menteri. Di dalam ceritanya dia sering kesal kepada para pejabat pemerintah di daerah, karena menurutnya, mereka itu tidak mendengar pikiran dan masukan dari dia. Dia juga sering bercerita tentang masa depan bangsa dan dunia yang terancam, politik internasional bahkan masa depan manusia di bumi ini. Kadang kala, sayadan teman pun sering hanya diam bertatapan, sebab sulit menangkap apa yang dipikirkannya. Sebaliknya, ketika kita berbicara bagaimana mendidik anak, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, dia merasa terlalu kecil untuk itu. Dia selalu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada apa yang patut dia pikirkan. Katanya, dia tidak tamat sarjana, namun dia lebih pintar dari segenap dosennya. Lalu untuk apa dia belajar dari orang-orang yang lebih bodoh dari dia ? Saudaraku ! Marilah bercermin untuk diri sendiri, agar lebih mengenali diri sendiri. Tuhan memanggil kita agar hidup dengan rendah hati dan menjauhi kecongkakan. Marilah kita menjadi orang-orang yang berpikir dan bertindak secara realistis dan apa adanya. Tuhan tidak menginginkan kita menjadi orang yang seperti tong kosong nyaring bunyinya. Selamat Berakhir Pekan. Amin !

Saudaraku ! Kita semua telah dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk menjadi milikNya. Ia telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh di dalam kuasaNya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu, Dia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar. Janji Tuhan ini bukan sekedar janji. Bukan pula janji palsu, tetapi janji ilahi yang patut kita pegang teguh. Kesetiaan Tuhan dalam janjiNya juga menyerukan agar kita menjadi orang yang setia pada janji. Kata-kata kita digarami oleh Firman Tuhan, sehingga layak untuk dipercaya orang lain. Orang lain tidak menjadi gusar dan gelisah, tetapi menjadi senang dan teduh dekat dengan kita. Dengan janji Tuhan itu, kita boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Kita menjadi pewaris kehidupan yang kekal untuk selama-lamanya. Kita tidak lagi menjadi sekedar penonton akan anugerah Allah. Kita menjadi orang yang turut merasakan danmenikmati indahnya janji keselamatan yang telah dinyatakan melalui pengorbanan Yesus Kistus. Di dalam janji tersebut, kita menjadi terluputkan dari nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Karena itu, sebagai orang yang telah dipanggil dan dipilih Allah, marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh menambahkan kepada iman kita kebajikan, kepada kebajikan pengetahuan, kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri kita tambahkan ketekunan, kepada ketekunan kita tambahkan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih kepada saudara dan kasih kepada semua orang. Selamat berakhir pekan. Amin 

Kepada pemerintah, kita berharap agar ibadah dijamin sesuai Undang-Undang, termasuk memberi ganti rugi bangunan sepatutnya dengan baik sebagai jiwa kerohiman yang bersifat mengayomi. Kita juga berharap, pemerintah berupaya keras melindungi peribadahan hingga beroleh tempat yang layak untuk beribadah.

Mohon dukungan doa bersama 

Pikiran adalah anugerah terbaik dari Tuhan. Dengan pikirannya manusia apat mengolah kehidupan yang lebih baik. Dengan pikiran juga manusia dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dengan pikiran manusia dapat mengurai dan merumuskan berbagai hal didalam kehidupannya dengan logis. Dengan singkat pikiran membuat manusia lebih dari pada ciptaan yang lain, karena dengan pikiran manusia dapat mengendalikan dan menaklukkan mahkuk ciptaan yang lain.

Tetapi disisi yang lain, pikiran adalah titik paling lemah manusia. Iblis memperdaya Adam dan Hawa melalui pikirannya, sehingga tergoda untuk melanggar Firman Tuhan. Dalam dunia kita saat ini kita telah sampai kepada satu era kemajuan ilmu dan teknologi yang mengagungkan pikiran. Prinsip ilmiahnya adalah semua harus dapat diurai secara logis dan ilmiah. Kemajuan IPTEK adalah berkat karena dapat membantu manusia meningkatkan ketersediaan berbagai fasilitas, tetapi disisi lain kemajuan IPTEK adalah pergumulan atau bisa saja menjadi kutuk, bila logika dipakai mengurai Tuhan dan kerajaanNya, hingga sampai kepada penyangkalan akan pribadi Tuhan dan mempertuhankan diri sendiri.

Saudaraku Allah lebih dari apa yang kita pikirkan dan doakan, sebab Allah melampau segala pengetahuan dan pikiran. Karena itu, percayalah kepadaNya dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri. Amin.

Horas...Horas...Horas...

Pdt. Djekson Sirait (HKBP Setia Mekar)

Saudaraku yang kekasih ! Iman itu tidaklah kosong. Dia memiliki muatan isi secara kualitatif. Kasih kepada Allah tidaklah kosong. Kasih kepadaNya dapat ditilik dari sejauh mana kita menuruti perintahNya. Dunia ini diciptakanNya dengan baik dan indah. Diciptakannya gunung, bukit, lereng, lembah. DiciptaNya laut, danau, sungai dan batang air, langit yang memutihdan membiru, awan yang berbaris rapi, bintang berkemilauan gemerlapan. Menakjubkan ! Setiap kali Allah mencipta, semuanya dilihatNya baik. Tetapi, keindahan itu dinodai oleh manusia. Dunia dipenuhi oleh dosa dan kekejian manusia. Manusia tidak melakukan perintah Tuhan untuk merawat bumi dengan sungguh. Manusia pun menjadi dikuasai setan dan iblis. Dunia ini menjadi pertarungan antara yang baik dengan yang jahat. Dunia ini penuh dengan kebaikan dan keindahan, tetapi juga penuh dengan dosa, dengan kejahatan dan kekejian manusia. Saudaraku ! Itulah ciri-ciri kasih kepada Allah telah hilang. Menuruti perintahNya menjadi tidak penting. Padahal,kasih kepada Allah, justru ditandai dengan kesetiaan kita untuk menuruti perintah-perintahNya. Dalam nats ini disebutkan pula bahwa perintah-perintahNya itu tidak berat. Bagi mereka yang memiliki kasih, melakukan perintahNya tidaklah berat. Namun, bila tidak ada kasih, melakukan perintah tentu sangatlah menjadi beban yang berat. Seorang anak yang mengasihi ibu, tentu akan senang bila dapat melakukan perintah atau suruhan ibunya. Namun, bila tidak ada kasih kepada seorang ibu, maka seorang anak akan melihatnya sebagai beban dan memberontak dianggap sebagai sebuah kelajiman. Selamat mengasihi Allah dengan setia melakukan perintah dankehendakNya. Selamat berakhir pekan. Amin !

Seusai kegiatan tersebut, akan dilanjutkan dengan lomba budaya tortor. Kiranya segenap peserta dari setiap Ressort/huria dapat berpartisipasi di dalamnya.

Tuhan Yesus meringankan langkah kita semua. Trimakasih !

Saudaraku ! Berbahagialah para orangtua yang memiliki pikiran dan hati yang terang hingga masa tuanya. Bahagialah anak-anak, bila mereka dapat beroleh cinta kasih dan perhatian dari orangtua di masa tuanya. Inilah yang terjadi dengan Musa terhadap orang-orang Israel sebelum dia mati. Meski sudah uzur, Musa tetap memiliki pikiran yang jernih, hati yang bersih serta iman yang kokoh. Sebagai abdi Allah, Musa memberi berkat kepada Israel sebelum dia meninggalkan dunia ini. Masing-masing suku diberinya berkat tanpa kecuali. Dan nats ini adalah berkat khusus kepada Yusuf. Dalam ayat 13 disebutkan, bahwa tentang Yusuf dia berkata: Kiranya negerinya diberkati oleh TUHAN dengan yang terbaik dari langit, dengan air embun,dan dengan air samudera raya yang ada di bawah. Yusuf diberkati dengan yang terbaik dari yang dihasilkan matahari dan yang terbaik dari yang ditumbuhkan bulan (ayat 14). Sikap orangtua kepada anak-anak seperti ini, patutlah kita teladani. Hingga akhir hidup, perhatiannya kepada anak-anak tetap diberi dengan baik dan adil. Tidak ada yang diutamakan. Tidak ada pula yang disepelekan atau diabaikan. Langit, air maupun samudera raya adalah berkat Tuhan yang akan menghasilkan kesejahteraan bagi umatNya. Seperti berkat kepada Yusuf, berkat Tuhan juga kepada kita adalah yang terbaik. Saudaraku ! Sebagai orangtua, mintalah pertolongan Tuhan, agar hingga akhir hidup, kita dapat menjadi berkat bagi anak-anak. Sebagai anak-anak, hormatilah orangtua dengan sungguh-sungguh, sebab tidak ada orangtua yang sejati yang tidak memperhatikan masa depan anak-anaknya hingga akhir hidupnya sekalipun. Amin !

1. Bapa yang penuh kasih
Bapa yang diceritakan dalam perikop ini adalah gambaran dari Allah Bapa kita yang penuh kasih setia dan pengampunan, yang hatinya selalau tergerak oleh belas kasihan. Kasih Allah lebih besar dari pelanggaran dandosa kita, sehingga karena kasihNya Allah tidak lagi memperhitungkan dosa-dosa kita. Untuk mendapat Kasih Allah cukup dengan berbalik kepadaNya, mengaku dosa dan memohon pengampunannya (bertobat)

2. Anak Sulung
Anak sulung adalah gambaran orang-orang yang taat beribadah danmenjalankan seluruh kewajiban agamanya, tetapi nuraninya mati, tidak tergerak oleh belas kasihan. orang yang demikian cenderung berpikir legal formal, amal dan dosa, hukuman dan berkat. Bila praktek agama dilakukan demikian, maka pemeluknya cenderung kejam dan tidak berperasaan.

3. Anak bungsu
Anak bungsu adalah gambaran orang yang menyalahgunakan kasih danberkat Tuhan hanya untuk pemuasan keinginan. Pada hal pemuasan keinginan tanpa memperdulikan batasan kebenaran, akan membuat seseorang jatuh ke dalam dosa. Dan upah dosa sudah pasti, penyesalan, penderitaan dan berakhir pada maut. Demikianlah si anak bungsu menghamburkan pemberian bapanya untuk memuaskan keinginannya, danakhirnya harta pemberian itu habis, tetapi kepuasan keinginan yang dicari tidak diperoleh. Puji Tuhan, dalam penderitaannya, hati anak bungsu ini masih tergerak dan menyesali diri dan mau berbalik kembali kepada Bapanya dan mengaku dosanya. Puji Tuhan BapaNya menerimanya dengan suka cita, karena hatinya tergerak oleh belas kasihan.

Saudaraku seiman, mari kita merenung sebentar, bagaimanakah ibadah kita. Bila praktek agama kita hanya memenuhi tuntutan hukum formal gereja, maka kita akan sama dengan anak sulung yang tidak punya belas kasihan. Ataukah kita seperti anak bungsu yang selama ini, menghamburkan kasih pemberian Tuhan bagi kita hanya untuk pemuasan keninginan ? Bila demikian bertobatlah, baliklah pada Allah, Dia tunggu kedatanganmu, dan hatiNya selalu TERGERAK OLEH BELAS KASIHAN. Amin.
Horas...Horas...Horas...
Pdt.Djekson Sirait (HKBP Setia Mekar)